PENGURUSAN JENAZAH
A.
Pengurusan jenajah
Pada saat seorang muslim dalam keadaan sakit parah
tampak sedagang mengalami sakaratul maut, kita sangat di anjurkan untuk melakukan talqin atau membimbingnya dengan
kalimat tahlil. Hal ini di maksudkan supaya tidak meninggal dalam keadaan su’ul
khatimah, dengan senan tiasa menggucapkan syahadat, ahlil atau kalimat tayyibah
lainnya seoang di haapkan meningal dunia dalam keadaan khusnul khatimah. Adapun
ketika seorang telah mininggal dunia, seorang mahramnya yang paling dekat dan berjenis
kelamin sama hendaklah melakukan kewajiban yang harus dilakun terhadap jenajah,
yaitu memandikan, mengkaani, menyalatkan dan menguburkan.
Semua ritual dalam
pengurusan jenajah mulai dari menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengurusan jenajah, memandikan, mengkapani, menyolatkan, sampai membawanya ke
kuburan merupakan perintah agama yang ditunjukan kepada kaum muslim sebagai
kelompok. Artinya jika sudah di lakukan sebagian mereka, kewajiban telah gugur.
Namun ketika satupun yang menunaikan kewajiban tersebut, semua akan dapat dosa.
Kewajiban yang demikian dalam istilah agama di namakan fardu kafayah.
1.
Memandikan jenajah
Menurut ajaran islam, dalam memandikan jenajah, terdapat urutan-urutan
orang yang berhak memandikan sebagai berikut.
a.
Keluarga (ayah ,ibu, dan anak)
b.
Kerabat (saudara, paman, bib,i kake, dan
sebagainya)
c.
Kerabat jauh (saudara tiri, saudara seayah atau
seibu, dan sebagainya)
d.
Kaum muslim dan tetangga pada umumnya.
·
Syarat lenajah yang akan di mandikan:
a.
Jenajah muslim atau muslimah
b.
Badan atau anggota badannya masih ada walaupun
hanya sebagian yang tertinggal.
c.
Jenajah itu bukan mati syahid (meniggal karena
perang dalam mempertahankan agama islam).
d.
Jika jenajah lelaki,yang memandikan lelaki dan
jika jenajah itu perempuan yang memandikan juga perempuan
·
Tatacara memandikan jenajah
a.
Jenajah di tempatkan di tempat yang tinggi dan
terlindung dari sinar matahari, hujan, dan dari pandangan irang lain atau
oranmg banyak.
b.
Diberi kain basahan agar tertutup auratnya.
c.
Membrsihkan kotoran dan najis-najisyang melekat
pada anggota badannya.
d.
Jenajah agak di dudukan, kemudian perut di urut
agar kotoran dalam perut dapat keluar melalui dubur. Sesudah itu, dubur jenajah
di bersihkan dengan memakai kaos tangan.
e.
Menyiram air keseluruh badan dengan rata, mulai
dari kepala sampai kaki.
f.
Dibersihkan dengan sabun, hingga jenajah bersih.
g.
Setelah bersih, jenajah di wudukan seperti whudu
biasa dan di siram kapur barus.